Diberdayakan oleh Blogger.

AL-Qur'an Dan AL-Hadist

IP

Wikipedia

Hasil penelusuran

Membaca Al-Qur'an Online

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Konten/artikel apa yang paling kamu suka ?

buku tamu

Hamster GDC

PINGUIN GDC

Tambak lele GDC

Kura-kura GDC

Laporan cuaca

Text Widget

Sample Text

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Pengikut

Pengunjung

Flag Counter

Pages

Blogroll

Blogger templates


Minggu, 21 April 2013

Metode Penyampaian Ilmu

Posted by Unknown  |  No comments


إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له .وأشهد أن لا إله إلا الله وحده .لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسولهأما بعد

 


Para ulama’ umumnya membagi tata-cara penyampaian riwayat hadits atau ilmu (manquul) ada 8 macam sesuai dengan tingkat kualitasnya;

1. As-sama’ min lafzh as-Syaikh, disebut juga dengan “as-sama’”.
2. Al-qira’ah ala as-Syaikh, disebut juga dengan “ardh”.
3. Al-ijazah
4. Al-munawalah
5. Al-mukatabah
6. Al-i’lam
7. Al-wasiyyah
8. Al-wijadah

(Sumber; Imam An-Nawawi, “at-Tariq li an-Nawawi Fann Ushul al-Hadits” : 15-21.)


KETERANGAN RINGKAS

1. As-sama’ min lafzh as-Syaikh
Penerimaan hadits atau ilmu dengan cara mendengar langsung dari guru yang mendiktekan dari hafalannya atau catatannya cara seperti ini oleh mayoritas ulama’ dinilai sebagai cara yang paling tinggi kualitasnya.

2. Al-qira’ah ala as-Syaikh
Murid atau temannya (sesama murid) membacakan hadits atau ilmu yg akan dipelajari di hadapan guru yang menyimak melalui hafalan atau catatannya. Hal ini spt yg dilakukan oleh imam as-Syafii ketikan manquul Kitab Muwattho’ kepada imam Malik, atau imam an-Nasa’i ketika manquul pada Harits bin Miskin guru yg membencinya.Catatan : Para ulama berbeda pendapat ada yg berpendapat bahwa al-qiraah lebih tinggi kualitasnya dari pada as-sama’ akan tetapi yg lebih umum adalah yg berpendapat as-sama’ adalah yg tertinggi kemudian disusul oleh al-qira’ah. Ala kulli hal.

3. Al-ijazah
guru memberikan izin kepada seseorang (murid) untuk meriwayatkan (menyampaikan) ilmu yg ada pada guru, pemberian izin ini biasa dinyatakan dengan bentuk lisan ataupun tulisan.

4. Al-munawalah
Guru menyodorkan kepada muridnya hadis atau ilmu yang ada padanya seraya berkata; anda saya beri ijazah (kewenangan) hadits atau ilmu saya ini.

5. Al-mukatabah
Guru menulis hadits yg diriwayatkannya untuk diberikan kepada orang (murid) tertentu, yg saat penulisan tersebut bisa jadi ada di hadapan guru atau di tempat lain.

6. Al-i’lam
Guru memberi tahu kepada murid akan adanya hadits atau ilmu yang pernah diterimanya dari gurunya, tanpa disertakan penjelasan secara detailnya.

7. Al-wasiyyah
Guru mewasiatkan kitab hadits atau ilmu kepada salah satu muridnya dengan tanpa pernah membacakannya secara langsung kepada murid.


8. Al-wijadah
Seseorang yang membaca kitab atau tulisannya orang lain dengan tanpa as-sama’ ataupun ijazah. Cara seperti ini oleh para ulama’ dianggap paling rendah kualitasnya bahkan seorang ahli hadits yg bernama Ahmad Muhammad Syakir tidak membolehkan periwayatan dengan cara al-wijadah ini, menurutnya bila cara ini dibiarkan terus maka akan terjadi pemindahan riwayat (ilmu) secara dusta.

(Ahmad Muhammad Syakir “al-Bais al-Hasisi Ikhtishar Ulumul Hadits : 141-142).


KESIMPULAN:

Umat Islam supaya mengutamakan cara penyampaian ilmu secara manquul(Berguru langsung) dengan kualitas terbaik yaitu “as-sama’” dan “al-qiraah” yg bahasa sederhananya adalah “manquul/berguru secara langsung”, memang ada satu dua orang yang dianggap mumpuni kemudian diberi pemannquulan secara “ijazah” atau “munawalah”.
Mudah2an penjelasan ini bermanfaat dan barokah.

02.42 Share:
About Naveed Iqbal

Nulla sagittis convallis arcu. Sed sed nunc. Curabitur consequat. Quisque metus enim venenatis fermentum mollis. Duis vulputate elit in elit. Follow him on Google+.

0 komentar:

Get updates in your email box
Complete the form below, and we'll send you the best coupons.

Deliver via FeedBurner

Labels

Text Widget

Artikel Lain nya

back to top